Pondok Cacingpondok, cacing, pondok cacing, kascing, lumbricus, worm, jual cacing

The Worm in Your Hand
Call us now to make an order
pondok, cacing, pondok cacing, kascing, lumbricus, worm, jual cacing
Cacing Tanah Merah
(Lumbricus Rubellus)
Cacing tanah jenis Lumbricus Rubellus adalah cacing tanah yang tergolong dalam kelompok binatang avertebrata (tidak bertulang belakang) yang hidupnya di tanah yang gembur dan lembab. Jenis ini mempunyai bentuk tubuh pipih dengan jumlah segmen yang dimiliki sekitar 90-195 dan klitelum yang terletak pada segmen 27-32. Klitelum merupakan organ pembentukan telur. Warna bagian punggung (dorsal) adalah coklat merah sampai keunguan. Sedangkan warna bagian bawah (ventral) adalah krem. Pada bagian depan (anterior) terdapat mulut, tak bergigi. Pada bagian belakang (posterior) terdapat anus. Biasanya cacing jenis ini kalah bersaing dengan jenis yang lain sehingga tubuhnya lebih kecil. Tetapi bila diternakkan besar tubuhnya bisa menyamai atau melebihi jenis lain. Cacing ini memiliki keunggulan lebih dibanding jenis yang lain, karena produktivitasnya tinggi (penambahan berat badan, produksi telur/anakan dan produksi bekas cacing “kascing”) serta tidak banyak bergerak.


Cacing Tiger
(Eisenia Foetida)
Eisenia foetida merupakan cacing tanah jenis Composters. Cacing ini memiliki garis-garis merah dan kuning pada tubuhnya dan lebih sering menggeliat (meronta) keras ketika berada di tangan manusia. Jika ingin mengomposkan sampah pakailah jenis ini, karena terkenal rakus sekali sehingga memiliki kemampuan untuk mengomposkan sampah lebih besar daripada jenis yang lain. Ia jarang ditemukan di tanah yang miskin unsur hara. Sebab makanan cacing tiger justru bahan-bahan organik yang banyak tersedia di sampah.

Cacing Afrika
(Lumbricus Terrestris)
Lumbricus Terrestris adalah cacing merah besar asli Eropa, namun sekarang sudah banyak tersebar di tempat lain di seluruh dunia (bersama dengan beberapa lumbricid). Di beberapa daerah, orang menganggapnya sebagai suatu spesies hama yang serius, karena kurang bersaing secara lokal cacing asli. Di Eropa cacing ini merupakan spesies alami yang terbesar dari cacing tanah, biasanya mencapai 20-25 cm ketika dewasa (meskipun di Eropa bagian selatan terdapat spesies asli yang jauh lebih besar). Hewan ini memiliki kebiasaan kawin di atas tanah pada malam hari.
Product Knowledge
Jenis-jenis Cacing Tanah
Cacing tanah oleh beberapa praktisi dikelompokan berdasarkan warnanya yaitu kelompok merah dan kelompok abu-abu. Kelompok warna merah antara lain adalah Lumbricus Rubellus (the red worm), Lumbricus Terestris (the night crawler), Eisenia Foetida (the brandling worm), Dendroboena, Perethima dan Perionix. Sedangkan kelompok abu-abu antara lain jenis Allobopora (the field worm) dan Octolasium. Pada dasarnya cacing tanah adalah organisme saprofit, bukan parasit dan tidak butuh inang. Ia murni organisme penghancur sampah.
Jenis cacing yang umum dikembangkan di Indonesia adalah Lumbricus Rubellus, Lumbricus Terestris dan Eisenia Foetida.
Sifat Cacing Tanah
Cacing tanah tidak dapat dibedakan jenis kelaminnya karena cacing bersifat hermaprodit alias dalam satu tubuh terdapat dua alat kelamin, jantan dan betina. Namun cacing tanah tidak dapat melakukan perkawinan sendirian. Untuk kawin ia membutuhkan pasangan untuk pertukaran sperma.
Cacing tanah merupakan hewan nokturnal dan fototaksis negatif. Nokturnal artinya aktivitas hidupnya lebih banyak pada malam hari sedangkan pada siang harinya istirahat. Fototaksis negatif artinya cacing tanah selalu menghindar kalau ada cahaya, bersembunyi di dalam tanah. Bernafasnya tidak dengan paru-paru tetapi dengan permukaan tubuhnya. Oleh karena itu permukaan tubuhnya selalu dijaga kelembabannya, agar pertukaran oksigen dan karbondioksida berjalan lancar.
Usia cacing tanah bisa mencapai 15 tahun, namun umur produktifnya hanya sekitar 2 tahun. Cacing dewasa yang berumur 3 bulan dapat menghasilkan kokon sebanyak 3 kokon per minggu. Di dalam kokon terdapat telur dengan jumlah antara 2 – 20 butir. Telur tersebut akan menetas menjadi juvenil (bayi cacing) setelah 2 – 5 minggu. Rata-rata hidup cacing adalah 2 ekor perkokon. Cacing akan menjadi dewasa dan siap kawin wetelah berumur 2 – 3 bulan. Dalam pertumbuhannya, pertambahan berat cacing sampai berumur satu bulan adalah sekitar 400 persen, 1 – 2 bulan 300 persen, dan 2 –3 bulan 100 persen. Dalam satu siklus (3 bulan) 1 kg induk cacing menghasilkan 6 kg cacing. Dalam 1 kg cacing terdapat sekitar 2000 ekor. Sedangkan berat keringnya adalah sekitar 20 persen dari berat basah.
Manfaat Cacing Tanah
Dalam bidang pertanian, cacing menghancurkan bahan organik sehingga memperbaiki aerasi dan struktur tanah. Akibatnya lahan menjadi subur dan penyerapan nutrisi oleh tanaman menjadi baik. Keberadaan cacing tanah akan meningkatkan populasi mikroba yang menguntungkan tanaman. Selain itu juga cacing tanah dpt digunakan sebagai:
-
Bahan Pakan Ternak. Berkat kandungan protein, lemak dan mineralnya yang tinggi, cacing tanah dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak seperti unggas, ikan, udang dan kodok.
-
Pupuk Organik. Casting atau Kascing (bekas cacing), merupakan kotoran cacing yang berguna sebagai pupuk karena mengandung unsur hara lengkap yang dibutuhkan oleh tanaman, seperti nitrogen, fosfor, mineral dan vitamin.
-
Bahan Baku Obat Herbal. Secara tradisional cacing tanah dipercaya dapat meredakan demam, menurunkan tekanan darah, menyembuhkan bronchitis, reumatik sendi, sakit gigi dan tipus.
-
Bahan Baku Kosmetik. Cacing dpt diolah untuk digunakan sebagai pelembab kulit dan bahan baku pembuatan lipstik.
-
Makanan Manusia. Cacing merupakan sumber protein yang berpotensi untuk dimasukkan sebagai bahan makanan manusia seperti halnya daging sapi atau Ayam.


